Sleman - Perasaan bahagia bercampur haru masih tampak di raut wajah Suciati Saliman Riyanto Raharjo, saat menceritakan pengalaman hidupnya. Perempuan kelahiran Yogyakarta, 20 Mei 1952 ini mampu mewujudkan mimpinya untuk membangun masjid dengan model Masjid Nabawi di Madinah.
Berlokasi di Jalan Gito Gati, Pandowoharjo, Sleman, Yogyakarta, masjid yang dibangun Suciati tampak megah nan mewah. Dibangun di atas lahan seluas 1.600 meter persegi dengan tinggi bangunan 3 lantai dan satu basement, masjid yang dinamai Masjid Suciati Saliman bernuansa Timur Tengah berbalut arsitektur Jawa.
Butuh waktu sekitar 3 tahun untuk membangun masjid ini. Penegakan batu pertama dilaksanakan pada 2 Agustus 2015 hingga akhirnya bisa diresmikan 13 Mei 2018, meskipun masih terus dilakukan penambahan dan pembenahan.
"Impian saya bangun masjid sejak SMP, tapi saya baru bertekad kuat sejak umrah tahun 1995, sejak itu saya mulai mengumpulkan uang. Saya melihat Masjid Nabawi dan ingin kelak masjid yang saya bangun menyerupai Masjid Nabawi," ujarnya ketika ditemui di Masjid Suciati Saliman, Selasa (29/5/2018).
Lalu siapa Suciati dan bagaimana perjalanan hidupnya hingga mampu membangun masjid megah tersebut?
"Dulu waktu masih SMP, tahun 1966, saya diberi saran orang tua untuk dagang (jualan) di Pasar Terban Yogya karena belum ada pedagang ayam di sana. Waktu itu awalnya hanya jualan 5 ekor ayam kampung, saya diberi modal Rp 175," tuturnya.
Seiring berjalannya waktu, tahun 1989 dari pemotongan ayam manual di rumahnya yang berada tak jauh dari lokasi masjid, usahanya terus berkembang dan kini dia memiliki Rumah Potong Ayam (RPA) modern bernama RPA Saliman dengan brand ayam 'SR'. Produknya kini telah bersertifikasi halal MUI dan mengantongi Nomor Kontrol Veteriner (NKV).
Bisnisnya terus berkembang dan tahun 2009 dia mendirikan RPA Suci Raharjo di Jombang, Jawa Timur. Total produksi dari 2 pabrik di Sleman dan Jombang saat ini mencapai sekitar 100 ton per hari. Seluruh karyawannya kini mencapai 1.300 orang.
Selanjutnya pada 2014 mendirikan PT Sera Food Indonesia yang memproduksi makanan beku seperti nugget, sosis, bakso, dan patties yang pasarannya mencakup pasar modern dan tradisional di seluruh Indonesia. Perusahaan Suciati juga diajak bekerjasama dengan perusahaan restoran waralaba ayam goreng skala internasional.
"Saya memiliki falsafah (semboyan) hidup urip iku urup, yaitu dengan sebanyak-banyaknya memberi manfaat pada orang lain. Membuka lapangan kerja," ungkap ibu 2 anak dan 4 cucu ini.
Saya memiliki falsafah (semboyan) hidup urip iku urup, yaitu dengan sebanyak-banyaknya memberi manfaat pada orang lain. Membuka lapangan kerja.
Perjalanan bisnisnya ternyata tak semudah membalikkan telapak tangan. Suciati sempat tertipu hingga ratusan juta rupiah. Namun hal itu tidak menjadi kendala berarti bagi Suciati yang terus menjalankan usahanya diiringi doa agar mimpinya membangun masjid bisa terwujud. (mbr/mbr)
Sumber: detik.com
No comments:
Post a Comment